Anikonisme dalam Kekristenan
Anikonisme |
---|
Agama di Indonesia |
Agama lainnya |
Agama Kristen pada umumnya tidak mengamalkan anikonisme, yakni penolakan atau pengharaman terhadap pembuatan dan pemanfaatan segala macam bentuk citra. Agama Kristen justru memiliki tradisi pembuatan dan penghormatan citra-citra Allah dan tokoh-tokoh Kristen. Meskipun demikian, anikonisme pernah mewarnai perjalanan sejarah agama Kristen, terutama ketika Ikonoklasme Romawi Timur merebak pada abad ke-8, dan gerakan Reformasi Protestan berkobar pada abad ke-16, manakala umat Protestan, khususnya golongan Kalvinis, mengharamkan pemanfaatan segala macam citra di dalam gereja-gereja. Sampai sekarang gereja-gereja Kalvinis dan beberapa gereja Fundamentalis masih bersikukuh mengharamkan citra. Gereja Katolik senantiasa melangengkan pemanfaatan citra-citra suci di dalam gereja-gereja, tempat-tempat suci, maupun rumah-rumah tinggal, bahkan menganjurkan penghormatan terhadap citra-citra tersebut, tetapi sekaligus melaknat tindakan menyembah citra-citra suci sebagai penyembahan berhala.
Pemanfaatan ikon-ikon dan citra-citra keagamaan masih diperbolehkan para pucuk pimpinan denominasi-denominasi Kristen arus utama, misalnya denominasi Lutheran, Metodis, Anglikan Katolik, dan Gereja Katolik Roma.[2][3][4][5] Penghormatan ikon juga merupakan salah satu unsur penting dari doksologi Gereja Ortodoks Timur.[6][7] Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Timur menjunjung tinggi keputusan konsili ekumene yang melaknat ikonoklasme dan mengamanatkan pemanfaatan citra-citra suci, ikon-ikon orang kudus, dan krusifiks di gereja-gereja, tempat-tempat suci umum, dan rumah-rumah tinggal. Penjelasan tentang kesesuaian citra-citra suci dengan ajaran Kristen lebih banyak dilandaskan pada dalil-dalil yang dikemukakan Santo Yohanes dari Damsyik.
Sikap gereja Anglikan modern cukup unik, karena merangkul anikonisme maupun ikonodulisme. Sebagian jemaat Anglikan (lazimnya jemaat-jemaat gereja rendah) masih mengekalkan paham anikonisme warisan Reformasi Inggris yang terangkum di dalam titah-titah Raja Edward VI[8] dan Ratu Elizabeth I tentang tatanan hidup beragama,[9] maupun yang tersurat di dalam Khotbah Melawan Bahaya Penyembahan Berhala dan Penghiasan Gereja Secara Berlebihan.[10] Jemaat-jemaat Anglikan yang dipengaruhi Gerakan Oxford dan jemaat-jemaat Anglikan-Katolik yang terbentuk pascagerakan Oxford justru berusaha memulihkan pemanfaatan citra-citra keagamaan untuk keperluan devosi di dalam gereja Anglikan.
Berbeda dari anikonisme Islam, anikonisme Kristen jarang sekali melebar ke ranah citra-citra sekuler. Jemaat-jemaat Anabaptis semisal kaum Amisch merupakan kekecualian yang langka.
Bagian dari seri tentang |
Kekristenan |
---|
Portal Kristen |
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ https://queenanneboleyn.com/2017/02/20/godfathers-solemn-charge-coronation-king-edward-vi/
- ^ Lamport, Mark A. (31 August 2017). Encyclopedia of Martin Luther and the Reformation (dalam bahasa English). Rowman & Littlefield Publishers. hlm. 138. ISBN 9781442271593.
- ^ "The Methodist Modern Art Collection" (dalam bahasa English). Methodist Church in Great Britain. 2018. Diakses tanggal 29 April 2018.
- ^ Rowan Williams (2003). The Dwelling of the Light: Praying with Icons of Christ. W.B. Eerdmans. hlm. 83. ISBN 978-0-8028-2778-4.
- ^ "Vatican website: General audience 29 October 1997". vatican.va. Diakses tanggal 2015-04-12.
- ^ Merriam-Webster's Encyclopedia of World Religions by Merriam-Webster (Jan 2000) ISBN 0-87779-044-2 page 231
- ^ The Orthodox Christian World Augustine Casiday 2012 ISBN 0-415-45516-2 page 447
- ^ https://www.thereformation.info/injunctionsedvi/
- ^ https://history.hanover.edu/texts/engref/er78.html
- ^ http://www.anglicanlibrary.org/homilies/bk2hom02.htm
Sumber
[sunting | sunting sumber]- Bryer, Anthony & Herrin, Judith, (penyunting), Iconoclasm, 1977, Centre for Byzantine Studies, Universitas Birmingham, ISBN 0-7044-0226-2
- Finney, Paul Corby, The Invisible God: The Earliest Christians on Art, Lembaga Pers Universitas Oxford, 1997, ISBN 0-19-511381-0, 9780195113815
- Freedberg, David, "The Structure of Byzantine and European Iconoclasm", dalam Bryer & Herrin (tersebut di atas)
- Goody, Jack, Representations and Contradictions: Ambivalence Towards Images, Theatre, Fiction, Relics and Sexuality, London, Penerbit Blackwell, 1997. ISBN 0-631-20526-8.
- Jensen, Robin Margaret, Understanding Early Christian Art, Routledge, 2000, ISBN 0-415-20454-2, 9780415204545, pratinjau google[pranala nonaktif permanen]
- Kitzinger, Ernst, "The Cult of Images in the Age before Iconoclasm", Dumbarton Oaks Papers, jld. 8, (1954), hlmn. 83–150, Dumbarton Oaks, Badan Pengurus Dana Amanah untuk Universitas Harvard, JSTOR
- Rudolph, Conrad, "La resistenza all'arte nell'Occidente," Arti e storia nel Medioevo, (penyunting) Enrico Castelnuovo dan Giuseppe Sergi, 4 jld. (Giulio Einaudi Editore, Turin, 2002-2004) jld. 3, hlmn. 49-84
- Schiller, Gertrud, Iconography of Christian Art, Jld. II, 1972 (hasil terjemahan dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris), Lund Humphries, London, ISBN 0853313245
- Toynbee, Jocelyn (J. M. C.), Review of Frühchristliche Sarkophage in Bild und Wort by T. Klauser, The Journal of Roman Studies, Jld. 58, Bagian 1 dan 2 (1968), hlmn. 294–296, Society for the Promotion of Roman Studies, JSTOR